Kita semua pasti sudah mengenai apa arti puasa sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan seorang muslim. Baik itu, puasa sunnah hingga puasa wajib di bulan ramadhan seperti saat ini. Hal inilah yang akan kita bahas dalam Cang Panah kita kali ini.
Nah, berbicara menenai puasa, dalam sejumlah cacatan sejarah juga disebutkan, bahwa puasa tidak hanya dikenal dalam agama islam semata. Sedangkan di Agama lainnya, seperti Kriten, Hindu, Budha hingga para penyembah berhala-pun sebenarnya mengenai yan namanya puasa.
Dalam agama Islam, puasa dapat diartikan menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.
Perintah puasa ini difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183. Puasa dilakukan atas kesadaran pribadi serta kemauan untuk menjalankan perintah Allah SWT, serta bukan karena menjalani tradisi berpuasa semata.
Sedangkan untuk agama lain, Ibn an-Nadim dalam bukunya al-Fahrasat, sebagaimana yang dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, menyebutkan bahwa agama para penyembah binatang pun memiliki kewajiban berpuasa tiga puluh hari dalam setahun, ada pula puasa sunnah sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari.
Puasa mereka dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada bulan, juga kepada bintang Mars yang mereka percaya sebagai bintang nasib, dan juga kepada matahari.
Dalam agama Budha pun dikenal puasa sejak terbit sampai terbenamnya matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan, yaitu pada hari-hari pertama, ke sembilan, kelimabelas, dan ke dua puluh.
Penganut Budha menamainya ”uposatha”. Uposatha artinya hari pengamalan (dengan berpuasa-red) atau dengan pelaksanaan uposatha-sila pada hari atau waktu tertentu.
Sedangkan Uposatha-sila adalah melaksanakan aturan Budha yang berjumlah delapan, seperti tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan hubungan seks, tidak berbohong, tidak berkonsumsi makanan yang membuat kesadaran lemah dan ketagihan (alkohol, obat-obatan terlarang), tidak makan pada waktu yang salah, tidak bernyanyi, menari atau menonton hiburan. juga tidak memakai perhiasan, kosmetik, atau parfum, tidak duduk atau berbaring di tempat duduk atau tempat duduk yang besar dan tinggi.
Sedangkan orang Yahudi juga mengenal puasa selama empat puluh hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang nabi-nabi atau peristiwa penting dalam sejarah mereka.
Agama kristen juga demikian, walaupun dalam kitab Perjanjian Baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, tetapi dalam praktik keberagaman mereka dikenal aneka ragam puasa yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama.
Tidak hanya itu, sejarah juga mencatat bahwa Nabi Nuh a.s. berpuasa sepanjang tahun. Nabi Daud a.s. juga melaksanakan puasa dengan cara sehari puasa dan sehari berbuka, dan seterusnya. Sedangkan Nabi Isa a.s. berpuasa satu hari dan berbuka dua hari atau lebih. Adapun untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya, puasa ditetapkan sebulan penuh di bulan Ramadhan dan dilaksanakan pada siang hari.
Berunjuk pada permasalahan tadi, jika selama puasa umat muslim hanya mampu menahan lapar dan dahaga. Maka puasa tersebut tidak jauh beda dengan puasa penganut Budha dan penyembah berhala.
Dalam artian, si pelaksana puasa itu sendiri tidak mendapatkan pahala dan berkah seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam Al-qur’an. Sebaliknya, mereka hanya menjalankan tradisi menahan lapar (berpuasa-red) yang memang ajaran tersebut ada di dalam kepercayaan nenek moyang kita, jauh hari sebelum islam datang.
Terakhir, sebuah pertanyaan yang harus kita jawab. Kita sedang berpuasa atau menjalankan tradisi puasa?
Review Pintu, Aplikasi Trading Crypto dan Investasi Aset Digital
2 tahun yang lalu
1 komentar:
mantap nih, emang harus kita memahami lebih jauh tentang kualitas puasa sesungguhnya.
cek diskon khusus : promo ramadhan
Posting Komentar
Setiap pengunjung blog ini dapat mempostingkan komentarnya sesuai pendapat masing-masing mengenai isi blog ini. Pengelola berhak menyunting setiap komentar yang berbau SARA dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kritikan yang demokratis.