Kamis, 16 September 2010

Mimpi Saya, Teuku Is Bebas Tahun lalu


Wanita ini tampak begitu tegar untuk seumurnya.Beberapa kali tangannya melambai ke arah iringan mobil yang sedang beranjak pulang seusai mengantar dia dan keluarga ke rumah sederhana milik M. Adli Abdullah, Dosen Fakultas Hukum Unsyiah di Darusalam. Para pengantar itu, adalah anggota KPA wilayah Pase dan Pidie.

Ibu dua anak itu bernama Asnani (39), lahir di Bireuen, 17 Desember 1970 silam. Dia adalah isteri Tgk Ismuhadi, Napol GAM yang masih ditahan di LP Cipinang. Suaminya, dituduh terlibat dalam peledakan Bursa Efek Jakarta (BEJ), 10 Tahun silam. Hukumannya pun tak tanggung-tanggung, Ismuhadi diganjar hukuman seumur hidup.

Asnani beberapa kali meneteskan air mata. Sedangkan Maulana Tadasi dan Nyak Cahya Keumala, buah hatinya lebih banyak terdiam.

“Saya terharu atas penyamputan selama di Aceh. Saya dan suami saya, ternyata belum dilupakan disini,”ucap sosok ibu dari dua oran anak ini.

Didampingi oleh Dewi Meuthia, Isteri Wakil Gubernur Aceh, serta sang pemilik rumah, dirinya menceritakan bahwa sudah lama berhasrat ingin berlebaran bersama keluarga di Aceh. Namun niat tersebut baru bisa diwujudkan pada Idul Fitri tahun 2010 ini.

“Banyak alasan mengapa kami jarang bisa pulang ke Aceh, factor ekonomi merupakan salah satunya,”ucap dia.

Dengan suara yang pelan, dirinya melanjutkan,bahwa niat bersiraturrahmi bersama keluarga di Aceh, sebenarnya sudah muncul di awal tahun 2009 lalu. Saat itu, dia bermimpi bahwa Tgk Ismuhadi, suaminya akan segera dibebaskan pada tahun tersebut, sehingga dirinya merencanakan untuk siraturrahmi dan liburan bersama ke kampung halaman.

Namun, mimpi tersebut ternyata belum menjadi kenyataan.

Tetapi, karena kerinduan yang mendalam, dia bersama dua buah hati, akhirnya minta pamit sama suami untuk bersiraturrahmi ke Aceh pada Idul Fitri ini, serta diizinkan.

“Mungkin, lebaran kedepan (2011-red) baru suami saya bisa ikut. Ini yang selalu saya doakan setiap solat lima waktu,”ucap wanita tegar yang kini masih menetap di Jakarta Selatan ini. Disana, dia menanti suaminya segera bebas.

“Kami se-keluarga mengharapkan Tgk cepat dibebaskan.” ujar Asnani lagi. Keinginan isteri tokoh masyarakat Aceh di Pulau Jawa ini memang cukup beralasan. Pasalnya, pembebasan tahanan Tapol/Napol GAM sudah disepakati antara RI dan GAM dalam MoU Helsinki.

“Jika anggota GAM lain dibebaskan, kenapa suami saya dan ayah dari anak saya belum juga dibebaskan?” tanyanya dengan raut wajah sedih. Asnani mengaku, suaminya dari dulu berbuat untuk kepentingan GAM dan perjuangan. Bahkan, demi perjuangan, keluarga lebih sering ditinggalkan. “Anak-anak kami juga telantar, sama seperti anak orang lain,” ceritanya tentang keadaan suaminya saat masih terlibat dalam perjuangan.

Asnani mengaku sangat sedih. Dia tak sanggup membayangkan jika suaminya harus menjalani hukuman sampai 35 tahun, berarti saat suaminya keluar nanti, sudah sangat tua. Saat itu, katanya, anak-anaknya sudah besar.

“Bagaimana saya harus menceritakan sejarah yang benar tentang ayahnya?” kembali Asnani berkata lirih. Mereka, sebutnya pasti akan bertanya tentang bapaknya. Mereka akan bertanya, kenapa ayahnya tidak dibebaskan seperti anggota GAM yang lain, apa bedanya antara ayahnya dengan orang lain.

Dulu, kata dia, saat anak-anaknya masuk kecil, dirinya selalu mencari berbagai alasan jika ditanya, mengapa Tgk Ismuhadi tidak pernah pulang ke rumah. Mulai dari kerja luar kota, ada keperluan hingga sejuta alasan lainnya.

“Ini semua demi kebaikan mereka. Tapi karena mereka saat ini sudah besar, saya tidak perlu bohong lagi tentang ayah mereka,”ucap Asnani.

Perjalanan hidup ibu dua anak ini memang penuh liku usai suaminya ditangkap. Dirinya juga sempat berpindah-pindah rumah demi menghindari pandangan negatif tetangga terhadap dia dan buah hatinya.

Untuk membiayai hidup sehari-hari, Asnani cuma bergantung pada satu Mini Bus hasil jerih payah suaminya sebelum ke tangkap. “Dulu, kami punya satu bengkel, namun sudah dijual karena tidak ada yang mengurusnya. Empat kopaja juga sudah di jual untuk menutupi ekonomi keluarga,”tutur dia.

Untuk kategori seorang isteri, Asnani tergolong isteri yang taat dan tabah. Dimana, saat isteri para Napol lain minta cerai karena tidak sanggup menanti dalam ketidakpastian, Asnani masih bertahan dan yakin suaminya akan segera bebas.

“Saya yakin, suami saya akan segera dibebaskan. Masih ada yang peduli di sini sehingga menjadi dorongan semangat bagi saya,”katanya.

“Saya minta Meuntroe dan Pemerintah Aceh tanggungjawab dan membebaskan suami saya segera,”harap Asnani lagi sambil menyekat air mata dengan unjung jilbab dengan nada penuh harap.

Harapan itu terasa tulus dari seorang isteri perjuang yang masih mendekam dibalik teruji. Tgk Ismuhadi, memang dikenal sebagai tokoh masyarakat Aceh di Jakarta. Dia banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat Aceh, dan ikut membantu berbagai aksi masyarakat Aceh di Jakarta. Kasus peledakan BEJ menggiringnya ke dalam penjara. MoU Helsinki, antara pemerintah RI dan GAM, ‘hanya’ memberinya harapan untuk menghirup kembali udara bebas. Karena, dalam MoU disepakati point pemberian amnesti untuk anggota GAM yang ditahan maupun masyarakat Aceh yang tersangkut konflik Aceh.

0 komentar:

Posting Komentar

Setiap pengunjung blog ini dapat mempostingkan komentarnya sesuai pendapat masing-masing mengenai isi blog ini. Pengelola berhak menyunting setiap komentar yang berbau SARA dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kritikan yang demokratis.

 
Free Host | lasik surgery new york